Minggu, 11 September 2016


TUGAS PERILAKU KONSUMEN
Annisa Cahyani
Della Charina
Ilmam Jauhari
Rezky Prassandy

1.Contoh Iklan yang Menggunakan Faktor Stimulus

 “Minyak Kelapa Sawit Tropicana Slim”
 







            Produk ini mengadakan program sampling produk di pusat perbelanjaan, seperti Giant dan Hypermart. Dalam kegiatan sampling ini, pihak Tropicana Slim memberikan contoh produk serta informasi yang selengkap mungkin kepada konsumen yang mendatangi tempat tersebut. Selain itu, pihak Tropicana Slim juga mengunjungi kanto-kantor untuk mempromosikan produk minyak kelapa sawitnya.
Karakteristik stimulus memegang peranan penting dalam merebut perhatian konsumen. Stimuli terdiri dari 2 macam :

1.      Stimuli pemasaran

Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama. Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan yang merepresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan simbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh sales.persyaratan kunci yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder pada konsumen adalah pengembangan konsep produk. Konsep produk adalah himpunan manfaat produk dapat diarahkan pada kebutuhan yang didefisikan pada kelompok konsumen melalui pesan, simbol dan citra. Konsep produk merepresentasikan pengelolaan stimuli sekunder ke dalam posisi produk yang dikoordinasikan dan dikomunikasikan kepada konsumen.


2.      Stimuli lingkungan (sosial dan budaya)

Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk emmpengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua factor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli dipersepsikan yaitu:
–  karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi, karakteristik ini dibagi dua kelompok, yaitu elemen inderawi dan elemen structural
–  kemampuan konsumen untuk emndeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimuli yang lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batasnya.
Stimulus yang kontras yaitu yang lain dari sekelilingnya, lebih mungkin untuk mendapat perhatian

Kontras dapat diciptakan melalui :

1    Ukuran :   soal ukuran, tidak selalu bahwa semakin besar ukurannya, stimulus     tersebut semakin kontras. Ukuran kecil atau besar sama-sama bisa          memberikan kontras, tergantung pada jenis stimulusnya.
2    Warna :        Faktor ”berbeda dari yang lain” dapat meningkatkan kontras suatu stimulus.
3    Posisi :         Misal rak-rak yang berada di dekat kasir, pintu masuk atau jalur       lintasan pengunjung adalah posisi yang paling mendapat perhatian.


2.Faktor-faktor individual mencakup

(a)              persepsi, (b) motif, (c)pengilahan informasi, (d) pembelajaran, (e) sikap dan keyakinan, (f) kepribadian, (g) pengalaman, dan (h) konsep diri.

Persepsi
Persepsi tentang suatu produk oleh konsumen selau dikaitkan dengan nilai yang diharapkan (nilai produk, nilai pelayanan, nilai personil, dan nilai citra) dibandingkan dengan ongkos (harga moneter, ongkos waktu, ongkos psikis, danongkos energi).

Pembelajaran
Perilaku beli konsumen dimulai dengan proses pembelajaran konsumen tentang sesuatu, untuk kemudian memberikan tanggapannya dan ahirnya akan menunjukkan sikap tertentu terhadap suatu produk.

Sikap dan Keyakinan
Keputusan pembelian merupakan keputusan akhir dari serangkaian proses sebelumnya, yaitu proses pembelajaran melalui pengalaman pribadi dan sosial, sampai pada sikap dan keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Keyakinan konsumen tentang suatu produk pada ahirnya akan membentuk citra merek (brand image). Sikap merupakan faktor penentu dalam meramalkan perilaku seseoran di masa mendatang. Pemasar perlu memperkuat sikap konsumen yang positif dan juga harus merubah sikap negatif konsumen terhadap suatu produk.Contoh iklan yg membentuk brand image salah satunya yaitu produk Apple

Motivasi
Motivasi seseorang dalam membeli suatu produk adalah untuk memperoleh kepuasan. Pemasar dapat menganalisis motif-motif atau kekuatan yang mendorong seseorang melakukan keputusan beli seperti faktor-faktor pemilikan, ekonomi, keingintahuan, dominasi, status, kesenangan, dan peniruan. Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan Maslow terdiri dari lima jenjang pemenuhan kebutuhan secara asasi, yaitu mulai dari kebutuhan fisiologi, kesehatan, sosial, harga diri dan aktualiasi diri.
Orang yang sudah mapan dan berkecukupan termotivasi memenuhi kebutuhan sosialnya seperti berlibur ke lura negeri, makan di restoaran mahal dan berbelanja barang mewah di toko terkenal untuk memenuhi kebutuhan penghargaan (self esteem), mengajak anak istri tidur di hotel mewah untuk memenuhi kebutuhan aktialisasi diri, semua motivasi tersebut bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan jenjang pertama dan kedua (makan minum untuk kelangsungan hidup).

Pengalaman
Pengalaman konsumen dalam menggunakan suatu produk merupakan kunci dari proses pembelajaran konsumen untuk mengetahui perilaku belinya. Pengalaman positif mendorong konsumen membeli barang yang sama di kemudian hari. Pemasar dapat mengaplikasikannya dengan memberi contoh barang secara gratis.

Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian yang cocok atau relevan dengan strategi pemasaran adalah innovativeness (tingkatan seseorrang suka mencoba sesuatu yang baru, percaya diri (tingkatan secara positif konsumen mengevaluasi kemampuan mengambil keputusan beli dan sociability (tingkatan seseorang berinteraksi sosial dan menanggapai produk dengan situasi sosial).

Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara bagi konsumen untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri konsumen lain. Konsep diri tiap konsumen berbeda-beda, konsumen harus mempelajari konsep diri untuk mengetaui tujuan konsumen yang dapat mempengaruhi perilaku belinya

Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan modus hidup, terdiri dari aktivitas, minat, dan opini seseorang. Gaya hidup atau disebut dengan psikografik menggambarkan ukuran-ukuran tentang apa yang ada dalam benak konsumen. Karakteristik gaya hidup sangat penting dalam strategi segmentasi pasar dan penentuan sasaran konsumen.

3. Contoh Brand yang Pantas dan Tidak Pantas

·        Pantas

1.      Telkom Indonesia
 









Telkom menduduki peringkat pertama dalam Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands dengan mencatat nilai merek US$ 2,62 miliar. Meskipun nilai mereknya turun hingga 7 persen, kekuatan merek naik dari AA+ ke AAA, mengindikasikan bahwa Telkom mampu memanfaatkan mereknya untuk menghasilkan daya kembali yang lebih tinggi kedepannya.Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands merupakan pemeringkatan 100 perusahaan publik Indonesia dengan brand value tertinggi, yang diselenggarakan oleh Brand Finance, lembaga konsultan brand internasional bekerja sama dengan Majalah SWA. Brand yang dimasukkan di dalam peringkat ini terdiri dari corporate brand dan product brand.




2.      Bank BNI
 









Bank Negara Indonesia atau BNI adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, Namun sejak 2010 telah spin off (Memisahkan diri), yang dinamakan BNI Syariah. Bank BNI sendiri sudah sangat dipercayai oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Jadi sudah tidak ada keraguan lagi untuk menabung di Bank BNI. Dan untuk Image sendiri, Bank BNI juga dikenal dengan pelayanan yang ramah oleh para teller nya.


·        Tidak Pantas

1.      London Ripper

 









Setidaknya desainnya sendiri tidak ofensif. Logo olahraga lain yang lebih langsung dipertanyakan, memprovokasi kritikan karena hambar atau rasis. Sebuah tim bisbol Kanada menimbulkan kontroversi pada 2012 ketika meluncurkan nama baru dan maskot. Yang berbasis di London, Ontario, yang Rippers London menjadi sasaran kritikan karena meremehkan pembunuh berantai abad ke-19Jack the Ripper – menurut direktur eksekutif dari London Abused Women’s Center: “Orang-orang marah. Saya pikir itu mengerikan. Ini menghina dan bodoh dan mereka lebih baik memikirkan kembali seluruh strategi pemasaran mereka.”




2.      GAP

 










GAP adalah sebuah merek fashion dari Amerika yang juga banyak diimpor dan digemari oleh masyarakat di dalam negeri. Modelnya yang bagus dan bahan berkualitas membuat GAP punya konsumen tetap di Indonesia. Namun sejak kontroversi pelegalan pernikahan LGBT di negara Paman Sam itu terjadi, banyak pihak menyerukan untuk memboikot brand fashion GAP, dengan alasan bahwa perusahaan tersebut termasuk salah satu pendukung kaum LGBT.
GAP sendiri, menurut penyebar berita pemboikotan tersebut, bermakna ‘Gay and Proud’ atau jika diterjemahkan secara arti dalam Bahasa Indonesia menjadi: bangga menjadi gay.



4. Contoh Logo yang Pantas dan Tidak Pantas

1.      Pantas
 









Logo Traveloka - Traveloka adalah perusahaan  yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia secara online. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012[1] oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert. Untuk aplikasi Traveloka sendiri bisa di unduh di AppStore maupun Playstore. Traveloka sangat membantu masyarakat untuk reservasi tiket. Untuk Logo, Traveloka cukup pintar dengan membuat Logo berbentuk seperti burung kertas dengan sentuhan warna biru yang lembut. Burung yang diseolahkan sebuah pesawat yang melintas di langit yang biru. Logo ini pantas untuk traveloka karena sangat menggambarkan dari produk yang mereka tawarkan.


3.      Tidak Pantas

 










Logo Band Ungu - Ungu adalah grup musik Indonesia yang beranggotakan Pasha (penyanyi), Makki (bass), Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum). Sampai tahun 2013 mereka telah menghasilkan 6 album dan 5 album mini religi. Berbicara tentang logo ungu sebernarnya cukup menarik, karena sejak masuknya Franco Wellyjat Medjaja Kusumah (Enda) pada tahun 2002 yang lalu, logo ungu sempat mengalami kontroversi karena huruf “g” yang sebelumnya bertanduk satu diganti menjadi dua tanduk yang dipersepsikan atau lebih tepatnya “digosipkan” oleh banyak orang sebagai lambang setan. Dan sebenarnya logo ini juga kurang pantas untuk tetap terus dipakai karena mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah umat Muslim yang juga menentang untuk ajaran ajaran yang menyimpang di tanah air dan segala sesuatu yang bersangkutan denganya.
5. Tanggapan Mereka tentang Iklan Televisi

·            Roiyah Larasati (MB-39-06)

Tanggapan Ayas tentang dunia periklanan sekarang sudah sangat penting. Karena Iklan sangat berpengaruh untuk menarik para konsumen dan di Iklan Televisi sekarang juga sudah lumayan banyak yang Informatif. Pada saat ini Iklan Televisi juga sudah memiliki banyak macam dan ragam, dan ini sangat berpengaruh dalam dunia marketing untuk menarik para konsumen di Indonesia.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zczdQVmVPVEM5LTQ

·            Noviana Andidi (MB-39-06)
Menurut Vina sendiri, Iklan di Televisi pada saat ini sudah banyak yang kreatif tapi tetap ada yang terlalu berlebihan dan tidak sedikit yang kerap menjatuhkan competitor didalam Iklan mereka. Tetapi Iklan di Televisi sekarang juga banyak yang belum terlalu mengutarakan maksut mereka didalam iklan tersebut, sehingga maksut dan tujuan Iklan tersebut tidak terlalu sampai pada Konsumen.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zRTJVamFqWEkzOEE

·            Faiz Savindra (MB-39-06)
Menurut Faiz Savindra, Iklan di Televisi itu tidak terlalu merugikan karena pihak Televisi sendiri juga butuh dana dari Iklan Iklan yang ditayangkan di Televisi. Dan kebanyakan Iklan yang disuguhkan di Televisi sekarang juga sudah Informatif dan juga menarik sehingga bisa untuk menghibur dan menarik para calon Konsumen.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zQ0lUdXhmNWdkakE


6. Tanggapan Mereka tentang Iklan Banner dan Pesan yang ada di Internet

·         Roiyah Larasati (MB-39-06)
Tanggapan Ayas mengenai Iklan Banner dan Iklan / Pesan yang ada di Internet itu sekarang sudah memiliki banyak ragam dan macam. Apalagi kita juga sering menjumpai banyak banner di jalanan. Dan untuk Iklan di Internet, tanpa kita searching, sudah banyak iklan yang bermunculan atau yang sering disebut dengan Pop-Up. Dan tidak sedikit Iklan yang juga Spamming di Internet yang terkadang malah mengganggu saat kegiatan browsing.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zbWFtSVAzQjNfXzg 
·         Noviana Andini (MB-39-06)
Tanggapan Vina mengenai Iklan Banner dan Iklan / Pesan yang ada di Internet, yang pertama kalau di Banner terkadang Iklan nya kurang informatif jadi para pembaca masih harus menerka nerka apa maksut dari Iklan tersebut. Kalau di Internet, Pop-Up yang bermunculan di Internet itu cenderung lebih banyak hoax nya daripada yang benar benar murni iklan.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zZkQ0SWVMZ08yc1U


·         Faiz Savindra (MB-39-06)
Tanggapan Faiz mengenai Iklan Banner dan Iklan / Pesan yang ada di Internet, yang pertama untuk Banner selama tidak mengganggu perjalanan dan tidak melanggar hukum tidak terlalu bermasalah. Dan kalau Iklan di Internet juga wajar saja, karena pengelola website juga membutuhkan Iklan sebagai sumber dana mereka. Tetapi Iklan di Internet masih banyak mengandung unsur Pornografi dan Sara jadi sedikit mengganggu bagi anak dibawah umur ketika menggunakanya.
https://drive.google.com/open?id=0B3qQy9Ni6R9zZTVuaVRNNXVacUk


MEMAHAMI PENGARUH INTERNAL : PERSEPSI


MEMAHAMI PENGARUH INTERNAL : PERSEPSI
TUGAS PERILAKU KONSUMEN
OLEH
DELLA CHARINA 1401152580
ANNISA CAHYANI 1401152667
ILMAM JAUHARI M 1201130249
M RIZKY PRASSANDY 1201130372

1.       Persepsi
Persepsi  adalah sebuah proses yang diawali dengan maksud,penjelasan atau arti konsumen terhadap pemasaran suatu brand dan berakhir dengan opini konsumen terhadap suatu brand. Jadi ada tiga tahap dalam menciptakan persepsi, yaitu penjelasan, perhatian, dan opini. penjelasan terjadi bila stimulus seperti iklan muncul dalam jangkauan pandangan seseorang. Perhatian akan muncul ketika stimulus (iklan) itu terlihat oleh orang tersebut. Kemudian muncul opini (interpretasi) yang merupakan pemaknaan dari apa yang diterima oleh seseorang tersebut. Hawkins 2007
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan.

Persepsi mempunyai empat langkah yaitu exposure, perhatian, interpretasi, dan ingatan. Seseorang melihat suatu objek atau persoalan yang dihadapinya tidaklah sama satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut terjadi karena persepsi seseorang tidak selalu sama. Untuk objek atau persoalan yang sama, apabila dipandang dari sudut pandang yang berbeda akan memberikan interpretasi yang berbeda. Demikian juga persepsi. Perbedaan interpretasi seseorang terutama dipengaruhi oleh kadar dan proses pengalaman seseorang.


               



2.       Pemaparan (exposure)

Exposure adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Konsumen yang merasakan stimulus yang datang ke salah satu pancainderanya disebut dengan sensasi. Konsumen dapat terekspose pada informasi dalam lingkungannya seperti strategi pemasaran, terutama melalui perilaku mereka sendiri. Ada 2 jenis eksposur terhadap informasi pemasaran: eksposur yang diinginkan (intentional exposure) atau disengaja dan eksposur tak sengaja (accidental exposure) atau random.

·   Eksposur yang disengaja
Membuat informasi pemasaran yang tepat tersedia ketika dimana konsumen membutuhkannya.
Contoh : Pramuniaga tanpa ditanya langsung menjelaskan produk kepada konsumen, Sebuah perusahaan dapat mempresentasikan hasil produknya lewat seminar-seminar.

·   Eksposur yang tidak disengaja
Memaksimalkan kemungkinan segmen sasaran terekspos pada iklan perusahaan mereka.
tidak sengaja melihat iklan produk). Contoh : Baliho-baliho di jalan, Stiker yang ditempel di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi orang. Biasanya pada eksposur ini lebih menempatkan gambar-gambar menarik dan warna-warna yang beragam atau memanfaatkan kecanggihan elektronik iklan seperti billboard atau TV.
Sensasi adalah respon langsung dan cepat dari pancaindra terhadap stimulus yang datang, contohnya : iklan, kemasan, merk, dll. Sensasi dipengaruhi oleh ambang absolute dan perbedaan ambang.

Ambang absolut (the absolute threshold) adalah jumlah minimum intensitas atau energi stimulus yang diperlukan oleh konsumen agar ia merasakan sensasi, atau titik dimana konsumen merasakan perbedaan ada & tidak ada dari suatu stimulus.
Contohnya : Reklame ada orang yang bisa membaca dan melihat merek suatu produk yang berukuran 30 cm dengan jarak 200 m, sedangkan konsumen lainnya mungkin dari jarak 100 m. Angka 100 m atau 200 m itulah yang disebut dengan ambang absolute.

Konsumen yang terus menerus menerima stimulus sama dalam intensitas maupun jenisnya, mungkin awalnya akan menarik perhatiannya. Selanjutnya konsumen akan merasakan adaptasi terhadap stimulus tersebut: sensory adaptation. Konsumen mungkin merasa bosan dengan iklan sama yang terus menerus ditayangkan: advertising wearout. Selain itu konsumen juga akan selektif memilih stimulus mana yang akan dilihatnya: selective exposure. Zapping: kebiasaan konsumen unutk mengubah-ubah saluran ketika menonton televise, ketika iklan ditayangkan pada program yang sedang ditontonnya. Adanya sensory adaptation, advertising wearout dan zapping mendorong pemasar untuk kreatif merancang komunikasi produknya.
Ambang berbeda (the differential threshold) adalah batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip. Pemasar dan produsen menggunakan JND bertujuan agar (a) perubahan negative terhadap produknya tidak nampak oleh konsumen pengurangan ukuran, penurunan kualitas, (b) perubahan positive terhadap produk harus terlihat oleh konsumen perbaikan kemasan, peningkatan kualitas atau penurunan harga.

3.       Attention (Perhatian)

Attention muncul pada saat stimulus dirasakan oleh reseptor dan akan menghasilkan sensasi yang nantinya dilanjutkan ke otak. Tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan pengolahan stimulus tersebut. Hal ini terjadi karena konsumen mempunyai keterbatasan kognitif untuk mengolah semua informasi yang diterimanya. Karena itu konsumen menyeleksi stimulus atau informasi mana yang akan diperhatikannya dan akan diproses lebih lanjut. Proses ini dikenal dengan nama perceptual selection. Ada dua faktor utama yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Faktor Pribadi (dari dalam konsumen & diluar kontrol pasar)
·         Motivasi dan kebutuhan konsumen
·         Harapan konsumen

Contohnya : Konsumen yang ingin bertubuh langsing, dia akan mencari informasi tentang makanan, obat-obatan atau cara-cara lain yang dapat membantunya menurunkan berat badannya. Segala informasi yang dijumpainya akan diperhatikannya.





2. Faktor Stimulus (dapat dikontrol pasar)
·         Ukuran; semakin besar ukuran stimulus akan semakin menarik perhatian
·         warna; warna-warni lebih menarik perhatian daripada hitam putih
·         Intensitas; suara lebih keras, durasi iklan TV
·         Kontras
·         Posisi; iklan dihalaman pertama majalah lebih diperhatikan daripada halaman akhir
·         Petunjuk; mata konsumen lebih tertuju kepada stimulus yang diarahkan oleh petunjuk
·         Gerakan; stimulus yang bergerak menarik perhatian daripada yang diam
·         Kebauran; stimulus menimbulkan penasaran/keingintahuan
·         Isolasi; tehnik menempatkan stimulus pada ruang yang digunakan sedikit sekali, sedangkan ruang yang sisa tidak terpakai
·         Stimulus yang disengaja; bel, telepon
·         Pemberi pesan yang menarik; penggunaan selebritis, tokoh dan para eksekutif
·         Perubahan gambar yang cepat

4.       Intrepretasi
Interpretasi merupakan hasil pengolahan stimulus yang dirasakan oleh indra dan dipahami sesuai maksud yang dicerna. Interpretasi merupakan fungsi individual, oleh karena itu interpretasi ada yg bersifat sesuai karakter stimulus da nada juga yang berdasarkan situasional.

Interpretasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
a.       Interpretasi Kognitif
Interpretasi Kognitif merupakan proses dimana stimulus ditempatkan pada kategori yang bersifat pasti, maksudnya adalah interpretasi kognitif dilakukan berdasarkan pengetahuan yang didapat oleh stimulus dan didapatkan berdasarkan informasi yang pasti (dari pengetahuan individu terhadap sesuatu yang bersifat fisik dan berdasarkan ilmu yang sudah ada.)

b.       Interpretasi Afektif
Interpretasi Afektif merupakan proses dimana stimulus bersifat lebih dinamis, artinya bahwa interpretasi ini didasarkan pada perasaan individu. Apakah suatu produk ini bagus atau tidaknya berdasarkan kepercayaan dan keteguhan didalam hati.


Hal yang mempengaruhi Interpretasi
          Karaktiristik individu
                     Proses Penerimaan
                     Ekspektasi
          Karakteristik Situasional
                     Lapar, panas, dingin, dll.
                     kedekatan
          Salah interpretasi pesan marketing.



5.       Persepsi dan Strategi Pemasaran
Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperoleh dari stimuli pemasaran dan lingkungan.
Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Sasaran penting dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi terhadap merek, toko, atau perusahaan. Jadi pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra konsumen. Citra tersebut terdiri dari :
  • Citra Merek
Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
  • Citra Toko
Konsumen sering mengembangkan citra toko didasarkan pada iklan, kelengkapan di dalam toko, pendapat teman dan kerabat, dan juga pengalaman belanja. Citra toko yang ada di benak konsumen akan mempengaruhi citra merek. Oleh karena itu, penempatan produk pada rantai toko-toko pengecer merupakan sarana untuk membentuk citra.
  • Citra Perusahaan
Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai merek produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, maka konsumen akan mempunyai citra yang positif atas perusahaan tersebut. Pada saat itu lah terbentuk apa yang disebut citra perusahaan.

Persepsi dalam Strategi Pemasaran
·         Persepsi terhadap resiko
Risiko selalu mengikuti setiap pengambilan keputusan risiko-risiko yang dipersepsi oleh konsumen itu tidak boleh diabaikan pemasaran. Risiko tersebut akan semakin besar pada produk-produk yang harganya mahal, mudah dilihat orang lain, atau sangat menentukan status seseorang. Persepsi tentang resiko hanya bisa diperkecil namun tidak dapat dihilangkan. Konsumen mencari informasi. Informasi - informasi yang didapat akan digunakan dan akhirnya dalam mengambil keputusan beli. Sebagai pemasar untuk memperkecil resiko yang biasa dilakukan oleh konsumen  harus memperhatikan:
1.       Informasi : informasi produk harus jelas
2.       produk yang bergaransi
3.       Loyal terhadap merk : sebelum membeli suatub produk konsumen mempersepsi adanya hubungan  harga dan kualitas, maka dari itu konsumen lebih mencoba atau menggunakan suatu produk sebelum membelinya. Persepsi konsumen,betapa pun tidak logisnya, adalah obyek yang sangat penting dalam permasaran.
4.       Pilih Tokoh yang Terpercaya: Berdasarkan cara-cara yang biasa digunakan tersebut, maka muncul strategi pemasaran untuk mengatasi (memperkecil) resiko tersebut, misalnya menyediakan informasi yang lengkap, garansi, costumer service, kesempatan untuk mencoba, after sales service & repairation, dsb.